Kamis, 12 Maret 2015

Diri sendiri

"IRI" tiga huruf itu terkadang menjadi problem dalam hidup. Terkadang menjadikan suatu hubungan menjadi broken. Memang manusia itu beragam, yang satu seperti ini, yang satu seperti itu. Dalam hubungan bersahabat, pacaran, bahkan saudara. Kemampuan dan keahlian yang berbeda akan menyebabkan rasa iri. Secara tidak disadari, yang terbaik akan menjadi tersangka kasus iri. Dan yang rendah akan menjadi korban. Sebenarnya tersangka dalam kasus ini ya korban itu sendiri. Salah siapa dia harus iri ? Salah siapa dia nggak berusaha untuk menjadi yang terbaik. Yang terbaik bukanlah tersangka tapi motivator. Kalau korban punya fikiran yang jauh lebih dalam, dia seharusnya bisa berfikir kalau itu adalah motivasinya. Tapi apa boleh buat, si korban hanya berfikir itu keegoisannya saja. Kalau saja dia bisa menyadari kelebihannya sendiri, dia tak akan lagi merasa iri. Ingatlah bahwa semua manusia diciptakan beraneka ragam. Jadi kita tidak perlu lah merasa iri kepada orang lain, kalau kita sendiri punya kelebihan yang jauh lebih baik dari dia.

Berkaitan dengan iri, aku mau cerita dikit nih..
Aku punya temen, dia itu cantik, manis, pandai pula, banyak cowok yang mendekatinya. Dia adalah sahabatku, dimana dia selalu ada untukku. Dia pendengar terbaikku, penasehatku, pokoknya dia segalanya untukku. Ciailahh, kaya pacarnya aja. Dia memang mengalahkan pacarku. Tapi satu, dia sombong, tak mengerti sopan santun, bahkan sering bertingkah seperti anak kecil. Dia pinter banget kalau disuruh ngomong, ceplas ceplos dan tanpa difikir dulu kalau ngomong. Sudah bisa membayangkan bagaimana bentuknya dia ??? Dia bertolak belakang dengan ku, dia anaknya orang kaya, sedangkan aku anak desa yang hidup sederhana, aku lebih suka diam, pendiam banget, aku orangnya lelet. Sampai-sampai aku dijuluki miss lemot waktu SMP, aku juga tak secantik dia. Pandai ku sama dia sama rata, tapu lebih pandai an dia sih. Dia juara satu, aku juara dua, kaya tom and jerry yang kejar-kejaran. Kelemahanku, aku gampang sakit hati, walaupun itu hanya satu kata. Bahkan kata itu tak penting pun, aku tetap sakit hati. Jadi walaupun itu sepele, bagi hatiku itu masalah besar.
Hingga suatu hari, sahabatku itu punya kenalan baru, anaknya sebanding lah sama sahabatku itu. Dia lebih seringan bersama sahabat barunya daripada aku. Aku merasa dikucilkan, merasa hina. Selama dia tak menyapa, apa yang aku lakukan?? Diam. Yaa aku hanya diam. Menyaksikan dia bersama sahabat barunya. Seperti biasa, kalau aku tak bisa bercerita, maka aku menulisnya. Media sosial facebook menjadi korbanku, "Apakah aku iri kepada dia yang banyak sekali orang yang mengelilinginya? Apakah aku akan terus menerus merasa sakit seperti ini ??" begitulah status terbaruku, ternyata iti diketahui oleh sahabatku. Dia menelfon ku dan bilang "status kamu kok gitu sih, kamu ada masalah? Kenapa nggak cerita? Terus kenapa kamu selama ini hanya diam ke aku? Aku ada salah ya?" tanpa henti dia berkata. Aku diam, lalu aku bicara "Sudah, ini bukan apa-apa kok, kamu kok percaya sama sosmed sih? Aku gak papa kok. (Dalam hati aku sakit) tenang aja lah. Kan kamu sama temen kamu, jadi aku gak mau ganggu."
"Dia itu adik sepupu ku, dia anak baru dan belum punya teman. Niatku mau kenalin ke kamu, tapi kamu nya sibuk mulu sih. Jangan-jangan kamu yang menghindar dariku? Aku takut banget kamu benci sama aku. Aku pengen curhat sama kamu, tapi takut ganggu." itulah sepenggal percakapan yang membuatku sadar, aku terlalu sibuk dengan egoku. Hingga aku merasa iri terhadap hidup sahabatku yang terlihat sejahtera. Namun, satu pelajaran aku dapatkan dari curhat an sahabatku. Orang tuanya mau cerai, bahkan mereka sering bertengkar. Sekarang sahabatku hanya hidup dengan ibunya. Ayahnya pergi setelah menceraikan ibunya, saat seperti itulah aku bersyukur orang tua ku hidup rukun. Aku sadar tak seharusnya aku iri kepada sahabatku sendiri. Aku ya aku, sahabatku ya sahabatku. Ku harap dia tetap menjalani harinya tanpa dia merasa beda, sama seperti aku.

#seperti disenetron aja, tapi ini nyata. Kebanyakan orang tak menyadari kelebihan diri sendiri dan tak mengetahui kelemahan orang lain. Itu yang akan memunculkan kata IRI.

So, this is beautifull life, enjoy your life... Anything that...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar